Kesejahteraaan memberikan peringatan, sedangkan bencana memberi nasihat (Socrates 469 SM – 399 SM)
Berikut adalah puisi karya para peserta lomba cipta puisi dalam rangka memperingati hari ulang tahun SMP Negeri 11 Madiun yang ke-40:
17. Bencana Alam Longsor karya Sharliz Shafina Anshika (MIT Bakti Ibu)
Kini. . . .
Sudah banyak terjadi bencana alam
Bencana alam yang sangat merugikan banyak manusia
Salah satunya ialah longsor.
Longsor terjadi karena
Kelalaian manusia yang tidak bertanggungjawab
Yang telah melakukanp enebangan liar
Dan membuat manusia sedih atas ulahnya.
Mengapa. . . . ?
Mengapa ada orang yang tega ?
Membuat manusia sedih dan menangis
Dan mereka hanya memikirkan dirinya sendiri
Apakah mereka senang?
18. Banjir karya Thalitha Hasna Rosyida(MIT Bakti Ibu)
Kini, banyak bencana alam berupa banjir
Saat cuaca bagus, manusia membuang sampah sembarangan
Tetapi, saat sudah terjadi manusia banyak menyalahkan alam
Padahal bencana itu terjadi karena tangan-tangan manusia
Indonesia kaya akan alamnya
Tetapirakyat Indonesia tidak mensyukurinya,
Rakyat Indonesia hanya mementingkan keperluannya masing- masing
Setelah panen, rakyat tidak memanen lagi
Alam . . . .
Jangan marah kepada kami yang tidak sadar
Terus terusan membuang sampah sembarangan
dan tidak memikirkan engkau
Jangan keluarkan amarahmu wahai alam. . . .
19. Tanah Longsor karya Laila Octavia (SDN Sogaten)
Betapa sangat sedih
Ketika melihat kondisi
Engkau telah longsor
Rata menjadi tanah
Tanahku ….
Maafkan diriku
Yang slalu membiarkanmu
Dan tidak mempedulikanmu
Tanah longsor
Jangan engkau terjadi lagi
Yang selalu memakan korban
Tiada hentinya
Oh tanahku ….
Aku akan menyelematkanmu
Dari penebangan liar
Semoga engkau kembali hijau dengan reboisasi
20. Peduli Lingkungan karya Ratna Lusiana Dewi (SDN Sogaten)
Wahai bencana alam,
Engkau datang tanpa memberi tanda
Engkau lahap semua harta dan benda
Engkau juga memakan banyak korban jiwa
Karna mu orang-orang terluka
Kau datang tanpa belas kasihan
Kau buat cemas dan susah
Hingga tidur tak beralas di pengungsian
Menahan lapar tiap hari
Menahan dahaga di tengah keluarga merana
Tak ada rasa nyaman walau sekejap mata terlelap
Oh Tuhan….
Lindungi kami dari bencana alam
Mari kita menjaga alam
Agar terhindar dari bencana
21. Banjir karya Silviana (SDN Sogaten)
Air begitu deras mengalir
Memenuhi daratan yang gersang
Awan bergemuruh
Kilat bercahaya
Air sudah tak dapat ditahan
Tak ada lagi akar
Tak ada lagi penahan
Air memenuhi daratan
Rumah tergenang dan tenggelam
Ingatkah kita
Sadarkah kita
Sampah adalah sumbernya
Mari bergandeng tangan jaga lingkungan
Hingga bumi pertiwi tak menangis lagi
Agar lestari tanah tercinta
Demi masa depan anak cucu kita
22. Hutan Gundul karya Indriana Decha R (SDN Sogaten)
Kini ….
Hutan-hutan menjadi gundul
Tiada tempat berteduh makhluk bernyawa
Bagaimana nasib satwa di sana?
Panas, lapar menyatu membuat lara
Pohon-pohon ditebangi
Tanpa pilah pilih
Hingga smakin sirna pohon penghijau
Manusia-manusia tak berbudaya
Bertingkah tanpa berpikir panjang
Rugikan lingkungan alam
Hingga bencana datang melanda
Marilah kita lakukan penghijauan
Tanami hutan dengan bibit pohon
Agar satwa kembali bersuka
dan udara segara selalu ada
23. Peduli Terhadap Bencana Alam karya Noveta Putri Arindra (SDN Sogaten)
Bencana alam ….
Pagi hari ayam berkokok
Terdengar suara gemuruh
Dan menelan banyak korban jiwa
Bencana alam ….
Kau datang tak memberi kabar
Kau datang karena kehendak Tuhan
Akibat manusia yang lalai menjaga alam
Ya Allah ….
Ampunilah kami yang bergelimang dosa
Yang tak bisa amanah menjaga bumi pertiwi
Ayo kawan ….
Kita jaga lingkungan
Supaya bencana tak datang lagi
24. Peduli Korban Bencana karya Farra Dikma Fridanaya (SDN Sogaten)
Indonesiaku sedang berduka
Banyak bencana di mana-mana
Jawa, Sulawesi, dan Sumatera
Meninggalkan banyak korban harta jiwa
Manakala bencana alam tiba
Marilah bersatu ulurkan tangan
Bantu sesama meringankan beban
Agar hidup penuh kesejahteraan
25. Bencana Alam karya Rahma Syafira Rosyidah (SDN Sogaten)
Di tengah-tengah kegembiraan kalian
Datang sebuah guncangan disertai angin kencang
Ingin rasa cepat menolong
Namun apa daya semua telah porak poranda
Bencana membuat semua mengungsi
Bencana meninggalkan luka
Betapa malang nasib kalian
Hidup mengharap uluran tangan
Aku hanya bisa berbagai sedikit yang kupunya
Dan kau menahan lapar menunggu bantuan
Jerit tangis anak kecil saling bersahutan
Membuat suasana penuh derita
26. Mari Menjaga Alam karya Ani Rozhani (SDN Sogaten)
Indahnya alam ini
Jika kita mau menjaga
Merawat dan melestarikannya
Bukan merusaknya
Jangan tebang hutan sembarangan
Agar banjir dan longsor tidak melanda
Buang sampah pada tempatnya
Agar penyakit tidak menyebar
Mari jaga alam kita
Dengan penuh kasih dan syukur
Agar alam tidak murka
Agar alam senantiasa bersahabat dengan kita
27. Bencana Alam karya Nabilla Rahmadhani (SDN Sogaten)
Oh…. Orang yang terkena bencana alam
Ia sangat kasihan
Ia kekurangan bahan pangan
Ia kelaparan dan kehausan
Baju-baju ikut hilang
Rumah-rumah ikut rusak
Bahkan ada jiwa yang melayang
Semua mengungsi ketakutan
Di pengungsian itu semua menderita
Semua hanya bisa berdoa
Dan mengharap bantuan dari sesama
28. Gempa Bumi karya Farij Muhimmatus S. (SDN Sogaten)
Oh gempa ….
Kau sangat menakutkan
Seluruh alam terguncang
Sunggung menegangkan
O gempa ….
Sungguh kasihan orang-orang
Ribuan rumah terdampak gempa
Semua orang mengungsi dari bahaya
Oh gempa ….
Gempamu memakan korban jiwa
Karna mu harta dan nyawa tak berharga
Kami hanya bisa berdoa pada Sang Maha Kuasa
Agar kau tak pernah ada
29. Penyesalan karya Dyah Elyna (SDN Sogaten)
Kini bencana telah datang
Melanda tempat aku tinggal
Semua hancur tanpa bekas
Hanya meninggalkan duka mendalam
Tsunami menghancurkan kebahagiaan
Saat bumi diguncang dan air laut meluap
Semua dasyat menghatam daratan
Dulu kami tertawa dan kini kami hanya bisa menangis
Dulu kami sombong bicara kini kami hanya bisa diam membisu
Akan trauma yang dirasa
Pedih yang diterima
Maafkan kami Tuhan akan dosa-dosa yang tak terkira
30. Tsunami karya Amelia Kurnia S. (SDN Sogaten)
Tsunami mengapa kau terjang kotaku
Sebabmu kotaku porak poranda
Kau datang tanpa pilih pandang
Merusak terjang semua yang ada
Oh tsunami kau sering melanda negeriku
Kau goncang kebagahiaan menjadi kepedihan
Kau sapu indahnya pantai dengan amarah ombak
Yang meluap tanpa ada berita
Tuhan ampuni kami
Atas semua dosa dan khilaf
Agar negeriku kembali bersih dan nyaman
31. Tsunami karya Asyifa Altaira Anjani
Suara ombak yang bergemuruh
Beradu pacu dengan petir yang mengamuk
Sederet ombak berdiri di hadapanku
Menyapu apa pun bagai semua adalah musuh
Lari-larilah
Tinggal keyakinan yang membuat pasrah
Berdoa-berdoalah
Hanya itu yang membuatmu tak lengah
Tangisan haru
Membuat hatiku pilu
Melihat kotaku hancur porak poranda
Kini hanya ada kata menyesal dalam dada
Dan bangkit dengan menggiatkan penghijauan
Demi kebahagiaan kita bersama
32. Tsunami karya Zulfa Fauziah (SDN Sogaten)
Gelombang Air Menyapu Daratan
Petir Menyambar Suara Menggelegar
Awan Menandakan Tiada Harapan
Serasa Dunia Telah Berakhir
Harta Nyawa Menjadi Taruhan
Penderitaan Ada Di Mana-Mana
Air Mata Tak Berhenti Bercucuran
Sanak Saudara Entah Hilang Ke Mana
Salurkan Tangan
Salurkan Harapan
Tiada Pilihan
Jika Tuhan Telah Berkehendak
Tanamlah Pepohonan
Kelak Penangkal Marabahaya
Jagalah Hutan Jagalah Kelestarian
Agar Ibu Pertiwi Tetap Lestari
33. Banjir Bandang karya Siti Roisatul M.N. (SDN Sogaten)
Oh …. Banjir bandang
Engkau telah menenggelamkan
Puluhan orang hingga ribuan orang
Dan rumah-rumah porak poranda
Wahai banjir bandang ….
Airmu meluap tak beraturan
Semua karna kecerobohan manusia
Tak amanah jaga lingkungan
Kecerobohan manusia
Hancurkan alam raya
Menebang hutan tanpa pilih
Biar gundul tanpa hehijauan
Banjir bandang ….
Janganlah meluap lagi
Kami akan reboisasi agar bumi slalu lestari
34. Banjir karya Renasya Pratikna (SDN Sogaten)
Alamku
Kini engkau tercemar
Orang-orang tiada kesadaran
Membuang sampah sembarangan
Kini banyak orang tak peduli
Banyak sampah berserakan
Banyak sungai yang tak jernih lagi
Kini alamku yang indah
Terganggu keindahannya
Banyak bencana alam menimpa
Akibat ulah manusia
Mari menjaga lingkungan
Agar alam kembali menawan
Terhindar dari pencemaran
Hidup pun menjadi nyaman
35. Banjir Bandang karya Pingky Monica (SDN Sogaten)
Oh banjir ….
Kau melanda bumi ini
Kau menenggelamkan bumi ini
Kau membuat orang resah
Bagaimana ku merawat bumi ini
Bagaimana ku menjaga alam ini
Bumiku yang kusayangi
Bumiku yang kucintai
Orang tak pernah sadar akan ulahnya
Mengotori bumi hingga tak indah lagi
Membuang sampah sembarangan
Hingga bencana banjir bandang tak terhindari
Marilah kita rawat bumi ini
Kita bersihkan lingkungan kita
Agar alam indah kembali
36. Pencemaran karya Dalista Arabela (SDN Sogaten)
Manusia apakah itu ulahmu?
Menebang pohon sembarangan
Padahal mereka sumber kehidupan
Penghasil oksigen dan kesegaran
Hutan kau jadikan bahan produksi
Kayu-kayu ditebang tanpa ragu-ragu
Tak ada pengganti dan tak ada empati
Semua habis untuk kepuasan diri
Jika terus begini
Bencana akan melanda
Tinggallah kau rasakan
Semua penderitaan
Ayo ulurkan tangan
Jaga selalu kelestarian hutan
Agar pertiwi terus lestari
37. Tsunami karya Anatasya Yuliyanti (SDN Sogaten)
Air ganas telah tiba
Di mana manusia tiada menyangka
Dengan dahsyat timbulkan bencana
Nyawa beralih pada Yang Kuasa
Mereka butuh seorang penolong
Mereka butuh uluran tangan
Tanpa pamrih terus menderma
Dengan apa yang kau punya
Sisihkan uang walau sedikit
Sisakan tenaga kalau itu yang kau punya
Dengan ikhlas dan berwibawa
Hiasi dengan doa agar mereka tidak menderita
38. Peduli Terhadap Bencana Alam karya Rizqy Nur Wulan (SDN Sogaten)
Bencana alam
Jika kau melanda
Manusia tak biasa apa-apa
Bencana alam
Ketika manusia berulah salah
Manusia kan merasakan akibatnya
Yang Maha Kuasa
Ampunilah khilaf kami
Akan kecerobohan menjaga alam
Tak mampu kami jalankan amnah suci
Menjaga alam agar selalu lestari
Satu pinta kami
Selamatkan ibu pertiwi
Dari terpaan bencana yang terus melanda
39. Banjir karya Dania Roziani (SDN Sogaten)
Banjir
Rumahku tlah tergenang
Karena permainan
Pepohonan telah tiada
Senyuman pun menjadi air mata
Begitu berat kuakui
Dalam satu malam
Hujan tlah mengubah desaku
Lautan yang mengerikan
Reruntuhan yang menyedihkan
Bercampur padu mejadi penderitaan
Ku berdoa pada-Mu Tuhan
Tolanglah kami
Agar terhindar dari bencana ini
40. Palu Berduka karya Augisella Maulivia Darmawan (SD Advent Imanuel Madiun)
Sore menjelang malam
Tiba-tiba bumi bergetar
Tubuhku terguncang
Palu Donggala rata dengan tanah
Sigi pun tak luput dari bencana
Mayat-mayat berserakan terseret ombak
Pemukiman roboh rata dengan tanah
Bangkai kerbau tertimpa pohon
Semua hancur lebur
Tanpa kusadari kumeneteskan air mata
Sedih, pedih, melihat Saudara yang disana
Kutergugah rasa iba dan kasihan
Marilah teman sisihkan uang saku kita
Tuk membantu mereka
Kita kumpulkan baju bekas
Sedikit amal besar untuk mereka
Beri Komentar